Monday, May 10, 2021
Sunday, May 9, 2021
SEDIAAN OBAT SUPPOSITORIA
Suppositoria menurut farmakope edisi 4, ialah sediaan padat dlm berbagai bobot and bentuk, yang digunakan melalui rektal, vagina/urethra. Umumnya meleleh, melunak dan melarut dlm suhu tubuh. Suppositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa zat terpentik yang bersifat local atau sistemik.
Macam - Macam suppositoria menurut menurut tempat penggunaanya :
1. Rektal Suppositoria sering juga disebut suppositoria saja, berbentuk peluru digunakan melewati rektal / anus, bobotnya menurut farmakope indonesia edisi 4 kurang lebih 2gr. Suppositoria rektal berbentuk torpedo dan mempunyai keuntungan, yaitu bila bagian yang besar masuk melalui jaringan otot penutup anus, maka suppositoria akan tertarik masuk dengan sendirinya.
2. Vaginal Suppositoria ( Ovula ), berbentuk seperti bola lonjong ( kerucut ) digunakan lewat vagina, beratnya 5gr.
Suppositoria kempa atau sisipan adalah suppositoria vaginal yg dibuat dgn cara mengempa massa serbuk menjadi bentuk yang sesuai, atau dgn cara pengcapsulan dlm gelatin lunak.
Menurut Farmakope indonesia edisi 4, suppositoria vaginal dgn bahan dasar yang bisa larut atau bercampur dalam air seperti PEG atau gelatin tergliserisasi beratnya 5gr. Suppositoria dgn bahan dasar gelatin tergliserisasi ( 70 bagian gliserin, 20 bagian gelatin dan 10 bagian air ) harus disimpan dlm wadah tertutup rapet, seharusya pada suhu dibawah 35C
3. Urethral Suppositoria digunakan melewati urethra, bentuk batang panjang antara 7cm-14cm
KEUNTUNGAN DAN TUJUAN
Keuntungan penggunaan Suppositoria dibanding per oral yaitu :
1. Dapat menghindari terjadinya iritasi lambung
2. menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan dan asem lambung
3. Obat dapat masuk langsung dgn saluran darah sehingga obat berefek lebih cepat daripada penggunaan obat per oral.
4. Baik bagi pasien yang gampang muntah atau tidak sadar
Tujuan penggunaan obat bentuk suppost ialah sebagai berikut :
1. Suppost dipakai untuk pengobatan local, baik dlm rektum maupun vagina atau urethra, seperti penyakit wasir, hemoroid, ambeien dan infeksi lainnya
2. baik secara rektal digunakan untuk distribusi sistemik, karena dapat diserap oleh membran mukosa dlm rektum
3. Apabila penggunaan obat per oral tidak memungkinkan, seperti pasien mudah muntah, tidak sadar.
4. kerja awal obat akan diperoleh secara cepat, karna obat diabsorbsi melalui mukosa rektal langsung masuk ke dlm sirkulasi darah
5. Agar terhindar dari perusakan obat oleh enzim di dlm saluran gastrointestinal dan perubahan obat ssecara biokimia di dlm hepar.
sumber : buku pelayanan farmasi jilid 1
Tuesday, June 9, 2020
Macam dan sediaan persyaratan sediaan pil yang baik dan benar | FarmasiGoo24
PERSYARATAN SEDIAAN PIL YANG BAIK DAN BENAR
a. Homogen ( ukuran, bentuk, warna, dosis )
b. Mempunyai kekenyelan, daya rekat dan kekerasan.
c. Mempunyai waktu hancur.
Di Dalam Farmakope, pil harus memenuhi beberapa persyaratan sbg berikut :
a. Keseragaman bobot
b. Waktu hancur pil - Waktu hancur tablet
Tidak boleh lebih dari 15 min utk pil bersalut
Tidak boleh lebih dari 60 min untuk pil bersalut gula atau selaput.
Untuk pil salut enterik : Setelah dilakukan pengujian pada larutan HCL 0,06 N berlangsung selama
3 Jam pada pengujian selanjutnya ( larutan dapat pH 6,8 ) waktu hancur pil tidak boleh lewat dari
60 min.
Macam Sediaan Pil :
a. Bolus : bobotnya lebih dari 300mg
b. Pil : bobotnya sekitar 60-300mg
c. Granul : beratnya 1/3-1 grain ( 1 grain + 64,8mg )
d. parvul : beratnya kurang dari 1/3 grain.
Pengertian Suspensi dan Stabilitas Suspensi dan Penilaiannya | FarmasiGoo24
2.Kekentalan atau Viskositas
Kekentalan suatu cairan dapat berpengaruh pula pada kecepatan aliran dari cairan tsb, semakin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin menurun kecil. ini dapat dibuktikan dengan hukum STOKES
3.Jumlah Partikel atau Konsentrasi
Apabila di dalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel tsb akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tsb
Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tsb, maka dari itu semakin besar konsentrasi partikel, semakin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.
4.Sifat atau Muatan Partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang bersifat tidak terlalu sama.
Bahan Persuspensi atau susending agent dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :
1. Bahan Pensuspensi Dari Alam.
Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan adalah jenis GOM atau HIDROKOLOID.
GOM dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tsb membentuk
Membentuk mucilago atau lendir.
Contoh yang termasuk kedalam golongan gom adalah : Acasia ( Pulvish gummi arabici ),
Chondrush, Tragacanth dan algin
Dan yang bukan termasuk golongan gom adalah : Bentonit, Hectorit, dan Veegum
2. Bahan persuspensi sintesis
a. Derivat Selulosa
b. Golongan organik polimer
Wednesday, January 9, 2019
Cara Membedakan Tipe Emulsi dan Kestabilan Emulsi | FarmasiGoo24
Dikenal beberapa cara membedakan tipe emulsi, yaitu :
1.Dengan pengenceran fase
Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase eksternalnya. Dengan prinsip tsb, emulsi bertipe o/w bisa diencerkan dengan air sedangkan emulsi tipe w/o dapat diencerkan dengan minyak.
2.Dengan pengecatan/pemberian warna.
Zat warna akan tersebar dalam emulsi apabila zat tsb larut dalam fase external dari emulsi tsb. Misalnya ( dilihat di bawah mikroskop ).
Emulsi + lauran sudan III dapat memberi warna merah emulsi tipe w/o, karena surdan III larut dalam minyak.
Emulsi + larutan metilen biru dapat memberi warna biru pada emulsi tipe o/w karena metilen blue larut dalam air.
3.Dengan kertas saing.
Bila emulsi diteteskan pada kertas saring, jika kertas saring menjadi basah maka tipe emulsi o/w, dan bila timbul noda minyak pada kertas berarti emulsi tipe w/o.
4.Dengan konduktivitas listrik
Alat yang dipakai adalah kawat dan stop kontak, kawat dengan tahanan 10K 1/2 watt, lampu neon 1/4 watt, dihubungkan secara seri. Elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi. Lampu neon akan menyala apabila elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi bertipe o/w, dan akan mati bila dicelupkan pada emulsi tipe w/o
Kestabilan Emulsi
Emulsi dikatan tidak setabil bila mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
1.Creaming
Creaming adalah terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, dimana satu yang mengandung fase dispers lebih banyak dari lapisan yang lain. Creaming bersifat reversible artinya bila dikock perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
2.Koalesan dan cracking ( breaking )
Breaking yaitu pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir miyak akan koalesan ( menyatu ). Sifatnya irreversible ( tidak bisa diperbaiki ). Hal ini dapat terjadi karena :
-Hal kimia, seperti penambahan alkohol, perubahan pH, penambahan CaO/CaCL2 exicatus.
-Hal fisika, seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan, pengadukan.
3.Inversi
Inversi yaitu peristiwa berubahnya sekonyong-konyong bertipe emulsi w/o jadi o/w atau sebaliknya. Sifatnya irreversible.
FINISH
Mau tau keseharian saya dan berinteraksi dengan saya? Follow saya di Instagram : Disini
Cara Pembuatan Emulsi | FarmasiGoo24
Cara Pembuatan Emulsi
3 cara dalam pembuatan emulsi, secara singkat dapat dijelaskan :
1.Metode gomdicampur kering atau metode kontinental
Zat pengemulsi ( Gom Arab ) dengan minyak, kemudian tambahan air untuk pembentukan corpus
emulsi, baru diencerkan dengan sisa air yang tersedia.
2.Metode gom basah atau metode inggris
Zat pengemulsi ditambahkan kedalam air ( Zat Pengemulsi Umumnya Laur ) agar membentuk suatu mucillago, kemudian perlahan-perlahan minyak dicampurkan untuk membentuk emulsi, setelah itu baru diencerkan dengan sisa air.
3.Metode botol atau metode botol forbes
Dipakai untuk minyak menguap dan zat-zat yang bersifat minyak dan mempunyai viskositas rendah ( kurang kental ). Minyak dan serbuk gom dimasukkan kedalam botol kering, kemudian ditambahkan 2 bagian air, tutup botol kemudian campuran tersebut dikocok kuat. Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil dokocok.
Alat-Alat yang digunakan dalam pembuatan emulsi
Untuk membuat emulsi biasa menggunakan alat-alat berikut :
1.Mortir dan stamper
Mortir permukaan kasar merupakan mortir pilihan untuk pembuatan emulsi yang baik.
2.Botol
Mengkocok emulsi dalam botol secara terputus-putus lebih baik daripada terus menerus, hal tersebut memberi kesempatan pada emulgator untuk bekerja sebelum pengocokan berikutnya.
3.Mixer, Blender
Partikel fase disper dihaluskan dengan cara dimasukkan ke dalam ruangan yang didalamnya terdapat pisau berputar dengan kecepatan tinggi, akibat putaran pisau tersebut, partikel akan berbentuk kecil-kecil.
4.Homogenizer
Dalam homogenizer dispersi dari dua cairan terjadi karena campuran dipaksa melalui saluran lubang kecil dengan tekanan besar.
5.Colloid Mill
Terdiri atas rotor dan stator dengan permukaan penggilingan yang bisa diatur. Colloid Mill digunakan untuk memperoleh derajat dispersi yang tinggi cairan dalam cairan.
FINISH
Mau tau keseharian saya dan berinteraksi dengan saya? Follow saya di Instagram : Disini
Monday, January 7, 2019
Apa itu Teori Emulsi | FarmasiGoo24
1. Teori Tegangan Permukaan (Surface Tension)
Molekul memiliki daya tarik antar
molekul sejenis yang disebut dengan kohesi.
Selain itu juga, molekul juga memiliki daya tarik
menarik antar molekul yang tidak sejenis yang
disebut dengan adhesi.
Daya kohesi merupakan suatu zat selalu sama sehingga
pada permukaan suatu zat cair akan terjadi
perbedaan tegangan karena tidak adanya
keseimbangan daya kohesi.
Tegangan terjadi pada permukaan tersebut
dinamakan dengan tegangan permukaan
"Surface tension"
Dengan cara yang sama dapat dijelaskan
terjadinya perbedaan tegangan bidang
batas dua cairan yang tidak dapat bercampur
"immicble liquid". Tegangan yang terjadi antara
dua cairan dinamakan tegangan bidang batas
"interface tension"
Mau tau keseharian saya dan berinteraksi dengan saya? Follow saya di Instagram : Disini