Sunday, May 9, 2021

SEDIAAN OBAT SUPPOSITORIA

 Suppositoria menurut farmakope edisi 4, ialah sediaan padat dlm berbagai bobot and bentuk, yang   digunakan melalui rektal, vagina/urethra. Umumnya meleleh, melunak dan melarut dlm suhu tubuh.   Suppositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa zat terpentik   yang   bersifat local atau sistemik.


Macam - Macam suppositoria menurut menurut tempat penggunaanya :

1. Rektal Suppositoria sering juga disebut suppositoria saja, berbentuk peluru digunakan melewati rektal / anus, bobotnya menurut farmakope indonesia edisi 4 kurang lebih 2gr. Suppositoria rektal berbentuk torpedo dan mempunyai keuntungan, yaitu bila bagian yang besar masuk melalui jaringan otot penutup anus, maka suppositoria akan tertarik masuk dengan sendirinya.

2. Vaginal Suppositoria ( Ovula ), berbentuk seperti bola lonjong ( kerucut ) digunakan lewat vagina, beratnya 5gr. 

Suppositoria kempa atau sisipan adalah suppositoria vaginal yg dibuat dgn cara mengempa massa serbuk menjadi bentuk yang sesuai, atau dgn cara pengcapsulan dlm gelatin lunak.

Menurut Farmakope indonesia edisi 4, suppositoria vaginal dgn bahan dasar yang bisa larut atau bercampur dalam air seperti PEG atau gelatin tergliserisasi beratnya 5gr. Suppositoria dgn bahan dasar gelatin tergliserisasi ( 70 bagian gliserin, 20 bagian gelatin dan 10 bagian air ) harus disimpan dlm wadah tertutup rapet, seharusya pada suhu dibawah 35C

3. Urethral Suppositoria digunakan melewati urethra, bentuk batang panjang antara 7cm-14cm

KEUNTUNGAN DAN TUJUAN

Keuntungan penggunaan Suppositoria dibanding per oral yaitu :

1. Dapat menghindari terjadinya iritasi lambung

2. menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan dan asem lambung

3. Obat dapat masuk langsung dgn saluran darah sehingga obat berefek lebih cepat daripada penggunaan obat per oral.

4. Baik bagi pasien yang gampang muntah atau tidak sadar 

Tujuan penggunaan obat bentuk suppost ialah sebagai berikut :

1. Suppost dipakai untuk pengobatan local, baik dlm rektum maupun vagina atau urethra, seperti penyakit wasir, hemoroid, ambeien dan infeksi lainnya 

2. baik secara rektal digunakan untuk distribusi sistemik, karena dapat diserap oleh membran mukosa dlm rektum

3. Apabila penggunaan obat per oral tidak memungkinkan, seperti pasien mudah muntah, tidak sadar.

4. kerja awal obat akan diperoleh secara cepat, karna obat diabsorbsi melalui mukosa rektal langsung masuk ke dlm sirkulasi darah

5. Agar terhindar dari perusakan obat oleh enzim di dlm saluran gastrointestinal dan perubahan obat ssecara biokimia di dlm hepar.

sumber : buku pelayanan farmasi jilid 1

0 comments:

Post a Comment